Oleh: NasDem Boy
Latar Belakang
Restorasi merupakan sebuah metode perubahan. Sama seperti halnya
revolusi dan reformasi. Yang membedakan ketiganya adalah dari cara-cara yang
ditempuhnya. Jika dilihat dari unsur resiko dan kerugian, tentu restorasi lah
yang paling baik. Mengapa? Karena cara-cara yang ditempuh melalui legal formal
yang ada. Jika reformasi identik dengan demontrasi, penjarahan, dan kekacauan.
Sementara restorasi identik gentel dan fair, yaitu dengan mengikuti pemilihan
umum melalui sebuah partai politik. Untuk mewujudkan Restorasi Indonesia,
Partai NasDem lah yang menjadi kendaraannya.
Secara sederhana, restorasi mempunyai pengertian: memulihkan;
mengembalikan; memperbaiki; dan mencerahkan. Seperti halnya restoran atau gerbong
restorasi dalam sebuah rangkaian kereta api yang mempunyai fungsi “mengembalikan”.
Ya, mengembalikan perut kita yang sedang
lapar agar kembali terisi. Dalam konteks bernegara, tentu banyak hal
yang perlu di-Restorasi. Bahkan mungkin dalam seluruh lini kehidupan sosial.
Pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, pertahanan dan keamanan,
dll. Kapan Restorasi Indonesia terwujud? Ya, disaat Partai NasDem memenangkan
pemilihan umum dengan prosentase keterwakilan di parlemen sebanyak 50%+1.
Jika kita mencoba untuk membuka lembar sejarah perkembangan
negara-negara di Asia, kita akan menemukan apa yang disebut dengan “Restorasi
Meiji” di Jepang atau “Restorasi Kebudayaan China”. Keduanya merupakan sebuah bentuk
gerakan perubahan yang terpimpin, terorganisir, dan terarah yang menghasilkan
sebuah tatanan baru masyarakat yang lebih baik. Restorasi lebih berat dilakukan
dibandingkan dengan reformasi dan revolusi. Mengapa? Karena restorasi
meniadakan unsur kekacauan, pertumpahan darah, dan politik-politik yang tidak
sehat.
Liga Mahasiswa NasDem yang merupakan tulang punggung Gerakan Perubahan
Restorasi Indonesia sejatinya mampu menurunkan nilai-nilai Restorasi tersebut
di dalam kehidupan sehari-harinya. Baik di dalam kampus atau di tengah
masyarakat. Bayangkan jika seorang manusia tanpa “tulang punggung” yang terjadi
mungkin “kelumpuhan” bahkan untuk bangun berdiripun tidak akan bisa. Inilah
pentingnya peranan mahasiswa dalam melakukan gerakan perubahan guna mewujudkan
Restorasi Indonesia. Di hari kemudian, tentu akan terlahir orang-orang besar dari
kantung rahim Liga Mahasiswa NasDem. Sama seperti halnya Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) yang mampu melahirkan orang-orang besar seperti Mahfud MD dan Yusuf
Kalla.
Guna menyikapi posisi strategis mahasiswa dalam menyebarkan semangat
restorasi dan melakukan perubahan di lingkungan sekitarnya maka diperlukanlah
sebuah pelatihan yang masiv dan terarah guna membangun karakter building dan
soliditas (militansi) para tulang punggung gerakan perubahan Restorasi
Indonesia ini melalui sebuah kegiatan yang bernama Training Of Traineer yang
diselenggarakan oleh Liga Mahasiswa NasDem Jawa Barat pada tanggal 15-17 Maret
2013 kemarin dengan menggunakan cara-cara baru dan pola pikir baru yang terbangun.
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar